1.1. Pengertian
Normalisasi
Normalisasi merupakan sebuah teknik
dalam logical desain sebuah basis data yang mengelompokkan atribut dari suatu
relasi sehingga membentuk struktur relasi yang baik (tanpa redudansi).
Normalisasi adalah proses pembentukan
struktur basis data sehingga sebagian besar ambiguity bisa dihilangkan.
1.2. Tujuan
Normalisasi
1.
Untuk menghilang kerangkapan data
2.
Untuk mengurangi kompleksitas
3.
Untuk mempermudah pemodifikasian data
1.3.
Proses
Data diuraikan dalam bentuk tabel, selanjutnya dianalisis berdasarkan persyaratan
tertentu ke beberapa tingkat. Apabila tabel yang diuji belum memenuhi
persyaratan tertentu, maka tabel tersebut perlu dipecah menjadi beberapa tabel
yang lebih sederhana sampai memenuhi bentuk yang optimal.
1.4. Konsep
Ketergantungan Dalam Normalisasi
a. Ketergantungan
Fungsional (Functional Devendency-FD)
b. Ketergantungan
Fungsional Parsial (Partial Devendency-PD)
c. Ketergantungan
Transitif (Transitive Devendency-TD)
1.5. Tahapan – Tahapan
Normalisasi
Tahap Normalisasi dimulai dari tahap paling ringan (1NF) hingga paling
ketat (5NF) Biasanya hanya sampai pada tingkat 3NF atau BCNF karena sudah cukup
memadai untuk menghasilkan tabel-tabel yang berkualitas baik. Urutan: 1NF, 2NF,
3NF, BCNF, 4NF, 5NF
1. 1
NF
Bentuk
normalisasi 1NF ini mengelompokkan beberapa tipe data atau kelompok data yang sejenis agar dapat dipisahkan sehingga anomali data dapat di atasi. Contoh
adalah ketika kita ingin menghapus, mengupdate, atau menambahkan data peminjam,
maka kita tidak bersinggungan dengan data buku atau data penerbit. Sehingga inkonsistensi
data dapat mulai di jaga.
2. 2
NF
Bentuk
kedua ini adalah tidak boleh ada field yang berhubungan dengan field lainnya
secara fungsional. Contoh Judul Buku tergantung dengan id_Buku sehingga dalam
bentuk 2NF judul buku dapat di hilangkan karena telah memiliki tabel master
tersendiri.
3. 3
NF
Normalisasi
database dalam bentuk 3NF bertujuan untuk menghilangkan seluruh atribut atau field yang tidak berhubungan dengan primary key. Dengan demikian tidak ada
ketergantungan transitif pada setiap kandidat key.
4. Boyce
Codd Normal Form BCNF
Merupakan
sebuah teknik normalisasi database yang sering disebut 3.5NF, memiliki hubungan
yang sangat erat dengan bentuk 3NF. Pada dasarnya adalah untuk menghandle
anomali dan overlooping yang tidak dapat di handle dalam bentuk 3NF.
Normalisasi database bentuk ini tergantung dari kasus yang disediakan, tidak
semua tabel wajib di normalisasi dalam bentuk BCNF.
1.6. Macam-Macam Penyimpangan Anomaly
berikut ini merupakan penyimpangan Anomaly:
1. Insertion
Anomaly
Inserion Anomaly merupakan eror atau kesalahan yang terjadi
sebagai akibat dari operasi menyisipkan (insert) tupel / record pada sebuah
relasi.
2. Delet
Anomaly
Delet Anomaly merupakan eror atau
kesalahan yang terjadi sebagai akibat dari operasi menyisipkan (delet) tupel /
record pada sebuah relasi.
3. Update
Anomaly
Update Anomaly merupakan eror atau
kesalahan yang terjadi sebagai akibat dari operasi menyisipkan (Update) tupel /
record pada sebuah relasi.
1.7. Syarat – Syarat Normalisasi
a. Syarat
normal ke 1NF antara lain :
1. Setiap
data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record
demi satu record nilai dari field berupa “atomic value”.
2. Tidak ada set atribute yang berulang atau bernilai
ganda.
3. Telah
ditentukannya primary key untuk tabel / relasi tersebut.
b. Syarat
normal ke 2 NF antara lain sebagai berikut:
1. Tabel
tersebut memenuhi 1NF
2. Semuaatribut
bukan kunci memiliki full defendent functional (FD2) terhadap ateribut ang
menjadi primary key
3. Bukan
kunci merupakan atribut yang bukan merupakan bagian dari atribut primary key.
Primary key bisa di gabung atribut-atribut. Simpel-nya, setiap atribut
bergantung pada kunci (primary key).
4. Umun-nya
diperlukan dekomposisi (pemecahan tabel) terlebih dahilu terhadap tabel yang
memenuhi 1NF agar bisa di ubah menjadi 2NF.
contoh Kasus Masuknya Surat:
contoh Kasus Masuknya Surat:
c. Syarat
normalisasi 3NF yaitu :
1. Sudah tercapai-nya normalisasi 2NF.
2. Setiap atribut yang bukan kunci tidak tergantung
secara fungsional terhadap atribut bukan kunci yang lain dalam relasi tsb
(tidak terdapat ketergantungan transitif pada atribut bukan kunci).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar